STATISTIK/PROBABILITAS
NAMA
: LM.ARDI DARMANSYAH.H
NPM :
15 630 038
TUGAS :
STATISTIK/PROBABILITAS
NILAI SENTRAL
A. Pengertian
Nilai Sentral
Nilai sentral atau nilai
rata-rata juga disebut nilai tengah dari sekumpulan data statistik adalah suatu
nilai dalam kumpulan atau rangkaian data yang dapat mewakili kumpulan atau
rangkaian data tersebut.
B. Jenis-Jenis
Nilai Sentral
1. Rata
-rata hitung ( mean )
Mean adalah nilai rata-rata dari beberapa buah data. Nilai mean dapat
ditentukan dengan membagi jumlah data dengan banyaknya data.Mean (rata-rata)
merupakan suatu ukuran pemusatan data. Mean suatu data juga merupakan statistik
karena mampu menggambarkan bahwa data tersebut berada pada kisaran mean data
tersebut. Mean tidak dapat digunakan sebagai ukuran pemusatan untuk jenis data
nominal dan ordinal. Berdasarkan
definisi dari mean adalah jumlah seluruh data dibagi dengan banyaknya data.
Dengan kata lain jika kita memiliki N data sebagai berikut maka mean data
tersebut dapat kita tuliskan sebagai berikut :
x1+x2+x3+...... +xn
x= n
Dimana:
x = data ke n
x bar = x rata-rata = nilai rata-rata sampel
n = banyaknya data
x = data ke n
x bar = x rata-rata = nilai rata-rata sampel
n = banyaknya data
Bisa juga
Menghitung mean
a) Rumus Mean Hitung dari Data Tunggal
a) Rumus Mean Hitung dari Data Tunggal
x1+x2+x3+....... +xn
x= n
b) Rumus Mean Hitung Untuk Data yang Disajikan Dalam Distribusi Frekuensi
f1x1+f2x2+f3x3+ +fnxn
X=
f1+f2+f3... fn
Dengan : fixi = frekuensi untuk nilai xi yang bersesuaian
xi = data ke-i
Contoh:
Gaji Karyawan
(Kelas)
|
Jumlah Karyawan (Frekuensi)
|
Nilai Tengah
(Xi)
|
Frekuensi X Nilai Tengah
|
30-39
|
4
|
34.5
|
138
|
40-49
|
6
|
44.5
|
267
|
50-59
|
8
|
54.5
|
436
|
60-69
|
12
|
64.5
|
774
|
70-79
|
9
|
74.5
|
670.5
|
80-89
|
7
|
84.5
|
591.5
|
90-99
|
4
|
94.5
|
378
|
N = 50
|
3252
|
Dari hasil di atas di
dapat :
3252
X= =64,04
50
Nilai sentral atau nilai rata-rata juga disebut
nilai tengah dari sekumpulan data statistik adalah suatu nilai dalam kumpulan
atau rangkaian data yang dapat mewakili kumpulan atau rangkaian data tersebut.
2. Median
Median menentukan letak
tengah data setelah data disusun menurut urutan nilainya. Bisa
juga nilai tengah dari data-data yang terurut. Simbol untuk median
adalah Me. Dengan median Me, maka 50% dari banyak data nilainya paling
tinggi sama dengan Me, dan 50% dari banyak data nilainya paling rendah sama
dengan Me. Dalam mencari median, dibedakan untuk banyak data
ganjil dan banyak data genap. Untuk banyak data ganjil,
setelah data disusun menurut nilainya, maka median Me adalah data yang terletak
tepat di tengah. Median bisa dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
variansi merupakan salah satu ukuran sebaran yang paling sering digunakan dalam
berbagai analisis statistika. Standar deviasi merupakan akar kuadrat positif
dari variansi. Secara umum, variansi dirumuskun sabagai :
Contoh:
Dari lima kali kuiz statistika, seorang mahasiswa memperoleh nilai 82, 93, 86, 92, dan 79. Tentukan median populasi ini.
Dari lima kali kuiz statistika, seorang mahasiswa memperoleh nilai 82, 93, 86, 92, dan 79. Tentukan median populasi ini.
jawab:
Setelah data disusun dari yang terkecil sampai terbesar,
diperoleh 79 82 86 92 93
Oleh karena itu medianya adalah 86 Kada nikotin yang berasal dari sebuah contoh acak enam batang rokok cap tertentu adalah 2.3, 2.7, 2.5, 2.9, 3.1, dan 1.9 miligram. Tentukan mediannya.
jawab: Bila kadar nikotin itu diurutkan dari yang terkecil sampai terbesar, maka diperoleh 1.9 2.3 2.5 2.7 2.9 3.1 Maka mediannya adalah rata-rata dari 2.5 dan 2.7, yaitu
Oleh karena itu medianya adalah 86 Kada nikotin yang berasal dari sebuah contoh acak enam batang rokok cap tertentu adalah 2.3, 2.7, 2.5, 2.9, 3.1, dan 1.9 miligram. Tentukan mediannya.
jawab: Bila kadar nikotin itu diurutkan dari yang terkecil sampai terbesar, maka diperoleh 1.9 2.3 2.5 2.7 2.9 3.1 Maka mediannya adalah rata-rata dari 2.5 dan 2.7, yaitu
Selain
itu juga dapat dicari median dari data yang telah tersusun dalam bentuk distribusi
frekuensi. Rumus yang digunakan ada dua, yaitu
Dimana :
Bak = batas kelas atas median
c = lebar kelas
s’ = selisih antara nomor frekuensi median dengan frekuensi kumulatif sampai kelas median
fM = frekuensi kelas median
Bak = batas kelas atas median
c = lebar kelas
s’ = selisih antara nomor frekuensi median dengan frekuensi kumulatif sampai kelas median
fM = frekuensi kelas median
Sebelum menggunakan kedua
rumus di atas, terlebih dahulu harus ditentukan kelas yang menjadi kelas median. Kelas median adalah kelas
yang memuat nomor frekuensi median, dan nomor frekuensi median ini ditentukan
dengan membagi keseluruhan data dengan dua. Secara singkat rumus median dapat
digunakan sebagai berikut dalam perhitungan menggunakan tabel data
Keterangan :
Md : Nilai Median
L : Tepi bawah dari kelas yang mengandung median
n : Jumlah data
fc : frekuensi komulatif pada kelas sebelum kelas median
fm : frekuensi (absolut) dari kelas terdapatnya median
C : Kelas interval
3. Modus
Md : Nilai Median
L : Tepi bawah dari kelas yang mengandung median
n : Jumlah data
fc : frekuensi komulatif pada kelas sebelum kelas median
fm : frekuensi (absolut) dari kelas terdapatnya median
C : Kelas interval
3. Modus
Modus adalah nilai yang
sering muncul. Jika kita tertarik pada data frekuensi, jumlah dari suatu nilai
dari kumpulan data, maka kita menggunakan modus. Modus sangat baik bila
digunakan untuk data yang memiliki sekala kategorik yaitu nominal atau ordinal.
Sedangkan data ordinal adalah data kategorik yang bisa diurutkan, misalnya kita menanyakan kepada 100 orang tentang kebiasaan untuk mencuci kaki sebelum tidur, dengan pilihan jawaban: selalu (5), sering (4), kadang-kadang(3), jarang (2), tidak pernah (1). Apabila kita ingin melihat ukuran pemusatannya lebih baik menggunakan modus yaitu yaitu jawaban yang paling banyak dipilih, misalnya sering (2). Berarti sebagian besar orang dari 100 orang yang ditanyakan menjawab sering mencuci kaki sebelum tidur. Inilah cara menghitung modus:
Sedangkan data ordinal adalah data kategorik yang bisa diurutkan, misalnya kita menanyakan kepada 100 orang tentang kebiasaan untuk mencuci kaki sebelum tidur, dengan pilihan jawaban: selalu (5), sering (4), kadang-kadang(3), jarang (2), tidak pernah (1). Apabila kita ingin melihat ukuran pemusatannya lebih baik menggunakan modus yaitu yaitu jawaban yang paling banyak dipilih, misalnya sering (2). Berarti sebagian besar orang dari 100 orang yang ditanyakan menjawab sering mencuci kaki sebelum tidur. Inilah cara menghitung modus:
1. Data yang
belum dikelompokkan
Modus dari data yang belum dikelompokkan adalah ukuran yang
memiliki frekuensi tertinggi. Modus dilambangkan mo.
2. Data yang telah
dikelompokkan
Rumus Modus dari data yang telah dikelompokkan dihitung dengan rumus
Rumus Modus dari data yang telah dikelompokkan dihitung dengan rumus
Dengan :
Mo = Modus
L = Tepi bawah kelas yang memiliki frekuensi tertinggi (kelas modus) i = Interval kelas
b1 = Frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval terdekat sebelumnya
b2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval terdekat sesudahnya
L = Tepi bawah kelas yang memiliki frekuensi tertinggi (kelas modus) i = Interval kelas
b1 = Frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval terdekat sebelumnya
b2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval terdekat sesudahnya
Contoh:
Sumbangan dari warga Bogor pada hari Palang Merah Nasional
tercatat sebagai berikut: Rp 9.000, Rp 10.000, Rp 5.000, Rp 9.000, Rp 9.000, Rp
7.000, Rp 8.000, Rp 6.000, Rp 10.000, Rp 11.000. Maka modusnya, yaitu nilai
yang terjadi dengan frekuensi paling tinggi, adalah Rp 9.000.
Dari dua belas pelajar sekolah lanjutan tingkat atas yang diambil
secara acak dicatat berapa kali mereka menonton film selama sebulan lalu. Data
yang diperoleh adalah 2, 0, 3, 1, 2, 4, 2, 5, 4, 0, 1 dan 4. Dalam kasus ini
terdapat dua modu, yaitu 2 dan 4, karena 2 dan 4 terdapat dengan frekuensi
tertinggi distribusi demikian dikatakan bimodus.
Komentar
Posting Komentar